Pemahaman Peran Seorang Muslimah untuk Menjaga Kemuliaan Hakiki



Wanita merupakan sosok yang telah diberikan tugas dan tanggung jawab secara proporsional oleh Allah SWT. Untuk itu, sudah seharusnya ia menyadari dan menerima semua tugas dan tanggung jawab tersebut dengan penuh tanggung jawab. Selain itu, Allah SWT telah banyak memberikan kemuliaan terhadap wanita, yang dapat memposisikannya pada tempat yang sangat terhormat.

Orang Islam telah sama-sama mengetahui bahwa keberadaan wanita dalam Islam demikian dimuliakan, terlalu banyak bukti yang menunjukkan kenyataan ini. Sampai-sampai ada satu surah dalam Al-Qur`anul Karim dinamakan surah An-Nisa`, artinya wanita-wanita, karena hukum-hukum yang berkaitan dengan wanita lebih banyak disebutkan dalam surah ini dari pada dalam surah yang lain.

Allah SWT menciptakan manusia di bumi ini sebagai khalifah, utusan Allah SWT untuk memimpin dan mengelola bumi beserta seluruh isinya dengan sebaik-bainya. Dalam hal ini berarti wanita juga memiliki peran yang sama yaitu sebagai khalifah. Namun kedudukan ini harus dikaji lebih mendalam. Peran seperti apakah yang seharusnya di emban oleh wanita untuk menunjukan eksistensinya sebagai khalifah. Karena kedudukan sebagai khalifah antara lelaki dan wanita tentulah terdapat beberapa perbedaan misalnya dalam hal kepemimpinan. Dalam hal kepemimpinan, Islam telah menegaskan bahwa kaum lelaki lah yang lebih dominan mengemban tugas sebagai pemimpin. Namun masih saja masalah kepemimpinan sering menjadi sorotan dan mengundang perdebatan panjang bagi muslimah untuk dapat meraih dan melakukannya. Hal ini sesungguhnya bukanlah masalah dan tidak perlu senantiasa dipersoalkan, sebab banyak hal yang dapat dipergunakan sebagai pendekatan agar tercipta pengertian yang dalam, dan kemudian dapat diaplikasikan kepada kehidupan sehari-hari.

Sebagai makhluk yang mulia para wanita haruslah menjalankan peran yang sesuai, peran-peran tersebut harus berlandaskan ajaran Al-Qur’an dan tuntunan Rasulullah SAW dalam haditsnya. Wanita sebagai hamba Allah SWT yang lemah, memiliki peran amat besar dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tanpanya, kehidupan tidak akan berjalan semestinya. Sebab ia adalah pencetak generasi baru. Sekiranya di muka bumi ini hanya dihuni oleh laki-laki, kehidupan mungkin sudah terhenti beribu-ribu abad yang lalu. Oleh sebab itu, wanita tidak bisa diremehkan dan diabaikan, karena dibalik semua keberhasilan dan kontinuitas kehidupan, di situ ada wanita.

Kemuliaan Wanita dan Perannya

Kemuliaan Wanita
Muslimah memiliki karakter yang dibentuk dari paling tidak oleh dua kemuliaan berikut: Aspek jasmaniah dan nilai keagamaan yang dianut. Kedua hal ini yang kemudian menjadikan muslimah  sangat berbeda dengan wanita-wanita non muslim. Melalui aspek jasmaniah, melahirkan suatu penampilan fisik yang mencerminkan nilai syariah; mulai dari penetapan jilbab sebagai cara berbusana, tidak bertabaruj dalam pergaulan, tidak berkomunikasi bebas dengan seorang lelaki kecuali apabila telah menjadi suaminya, hingga ke tata cara yang lebih prinsipil dan monumental, misalnya cara berumah tangga, mendidik anak, dan bermasyarakat. Sedangkan pada segi nilai keagamaan, dicirikan pada tata cara beribadah kepada Allah SWT, tingkat ketaqwaan yang dapat diraih, hingga menjadi tauladan bagi manusia-manusia lain di dalam kehidupan di dunia.

Peran Wanita dalam Islam
  • Peran Wanita dalam Mendidik Umat
Wanita adalah guru pertama bagi sang anak, sebelum dididik orang lain. Sejak ruh ditiupkan ke dalam rahim, proses pendidikan sudah dimulai. Sebab mulai saat itu, anak telah mampu menangkap rangsangan-rangsangan yang dberikan oleh ibunya. Ia mampu mendengar dan merasakan apa yang dirasakan ibunya. Bila ibunya sedih dan cemas, ia pun merasakan demikian. Sebaliknya, bila ibunya merasa senang, ia pun turut senang. Kemudian bertambah hari, minggu dan bulan, yang pada wakunya ia terlahir ke muka bumi. Dari enol hari, ia sudah berusaha memahami apa yang diajarkan oleh seorang ibu. Bila seorang ibu membiasakan anaknya dari kandungan sampai dewasa dengan adab-adab Islam, ia pun akan terbiasa dengan hal itu. Tapi sebaliknya, bila ibu membiasakan dengan adab-adab yang tidak islami, ia pun akan ikut seperti ibunya. Saat inilah perilaku seorang ibu sangat berpengaruh pada anak. Jika seorang ibu berhasil mendidik anak-anaknya menjadi anak-anak seperti harapan agama yaitu menjadi anak-anak shaleh dan shalehah. Maka ibu tersebut telah berhasil menjalankan salah satu peran yang sangat fundamental dan sesuai dengan kodratnya serta berarti ia telah menyumbang dalam rangka pembentukan umat yang lebih baik.

  • Peran Wanita dalam Dakwah
Di samping wanita sebagai ibu rumah tangga dan pendidik generasi, ia dalam satu waktu juga berperan sebagai pendidik para pemudi-pemudi dan ibu-ibu. Di dalam rumah ia pendidik anak-anak, sedang di luar rumah ia pendidik sebagian anggota masyarakat. Jumlah wanita di dunia ini lebih banyak dari pada jumlah laki-laki. Bila potensi ini tidak diarahkan dan dididik dengan baik, ia akan menjadi penghancur masyarakat, negara bahkan dunia. Suatu masyarakat dikatakan berhasil, bila wanitanya berakhlak mulia. Wanita bagaikan mahkota, bila mahkota baik, maka seluruhnya akan kelihatan cantik dan bagus. Tapi bila mahkotanya rusak, maka yang lainpun tidak ada artinya apa-apa.

Seorang wanita tidaklah cukup berkutat dalam rumah saja sebagai ibu rumah tangga, karena para tunas bangsa dan agama telah menunggu uluran tangannya. Apalagi pada saat ini, umat sedang mengalami penurunan akidah, moral dan ibadah. Wanita tak segan-segan lagi melepas jilbabnya. Bahkan menanggalkan pakaian muslimahnya, justru pakaian-pakaian barat, pakaian  orang kafir yang menjadi kebanggan mereka. Tidak malu-malu lagi wanita menggandeng, ngobrol, pegang sana pegang sini dengan laki-laki bukan mahram. Pergi berduaan tanpa merasa berdosa. Berkhalwat dengan alasan urusan organisasi, kantor  dan sebagainya. Tidak sampai di situ saja, bahkan lebih dari itu. Oleh sebab itu tugas kita adalah mentarbiyah diri kita, anak-anak dan seluruh lapisan masyrakat, khususnya kaum wanita. Sedang kaum lelaki, akan dididik oleh para suami dan pemuda-pemuda yang akan mentarbiyah mereka. Bahu membahu antara wanita dan lelaki akan menciptakan sebuah masyarakat islami.

Sesungguhnya kemuliaan seorang wanita dapat diraih manakala ia menjalankan perannya secara baik dan benar sesuai tuntunan agama serta wanita tersebut juga memiliki kemampuan untuk menjaga martabatnya dengan iman, menerima serta mensyukuri semua karunia yang telah Allah SWT berikan, menghijab dirinya dari kemaksiatan, menghiasi semua aktifitasnya dengan ibadah dan memberikan yang terbaik terhadap sesama. Seorang wanita yang mampu melaksanakan semua itu akan mulia di hadapan Allah SWT dan terhormat di hadapan manusia.

Note: Di Ikutkan dalam Lomba Essay IMM Ki Bagus Hadi Kusumo

Untung Waluyo

Untung Waluyo is a BEng candidate from One of Yogyakarta Universites. He is interest in the field of Renewable Energy and Smart House System.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar